3.
Diriku, di antara segala yang tidak kupahami,
Terlalu cepat kupelajari dan terlampau lambat
Kumengerti. Dan kau
Di kejauhan, ada sesorang didalammu
Melarang mengasihi diri lain. Masa lampau
Yang membuat kopi pagi tidak butuh
Gula dan kawan bicara.
Aku menulis berjuta-juta kata tapi
Tiap kata lupa dari mana dan untuk siapa
Ia tiba. Aku mencintai segala yang tidak
Memaksa aku mengingat kau. Tapi
Tidak ada yang jauh. Hanya
Jarak—dan jendela di kepala
Yang terkunci. Tapi
Tanpa jarak, puisi adalah api—
Kata-kata kayu bakar semata. Tapi
Kau tidak perlu menyentuhnya. Tapi
Aku ingin mengajak kau membaca
Dan berbahagia dan terbuka
Dan terluka. Tapi
Aku percaya tiap manusia
Cuma pemeluk sangsi
Masing-masing.
5.
Banyak sekali orang di jalanan. Tidak ada
Manusia. Di puisi Cuma ada kau dan mereka
Yang tidak memiliki nama.
Kalau hidup ialah permainan, aku kalah
setiap hari oleh diri
sendiri.
Ada seseorang memanggil namaku, tapi
Aku ingin berada di dunia yang dilupakan.
Berkeliaran di bawah mata lampu jalan
Mati.
Orang lain menyapaku sambal membayangkan
Makanan asing di restoran cepat saji. Satu
Tanda tanya yang membangunkan
lebih banyak rasa penasaran. Aku ingin
tiba di sana. sendirian
9.
Warna favoritku: menutup mata
Dan menatap wajahmu. aku temukan
Kata-kata yang siap tumbuh lagi.
Tapi menulis puisi ialah melupakan
Dan meluapkan ingatan.
Sejak itu hari selalu terbaca
Sebagai buku yang seluruh berisi
Catatan penutup yang panjang.
Kadang-kadang dating
Seorang menghibur: tidak ada
Permukaan indah tanpa kesedihan
Di dasarnya.
Dan aku mendambakan sebaliknya.
Buku Puisi Sebelum Sendiri M aan mansyur pertama kali terbit pada bulan maret 2017. Dikala itu sangat susah sekali untuk mendapatkan buku tersebut, yang awalnya saja di pesan secara pre-order melalui online dan itupun terbatas.
Karena mengingat reputasi bang Aan dengan puisi-puisinya memang sungguh menakjubkan. Salah satu buku puisi bang Aan yang berjudul “Tidak ada new york hari ini” sukses menjadi tema puisi dalam film AADC2.
Namun bagi saya sendiri setelah membaca Buku Puisi “Sebelum sendiri” ini, nyatanya kumpulan puisi di “Melihat api bekerja” tetap menjadi yang mempesona.
Di buku Puisi Sebelum Sendiri M aan mansyur ini, tidak berapa saja yang hanya saya mengerti. Selebihnya saya kurang menangkap syarat makna, begitu meliuk, begitu memusingkan. Jujur saja terlalu banyak bicara dengan langit, dengan laut dan sebagainya, seolah seperti pembicaraan orang tak waras.
Jika kalian ingin mencari pilihan puisi lain juga ada, puisi saya sendiri yang sudah saya muat sebelumnya :
Makna puisi no 3 itu apa yaa
Waduh, Bagaimana menjelaskannya ya kak. Susah juga Heheehe
Melihat api bekerja, memang bagus banget
Nah se frekuensi nih. Terimakasih seudah mampir.