Review Movie Daytime Shooting star – Suzume yosano(diperankan oleh Mei Nagano) yang merupakan gadis desa yang disuruh orang tuanya untuk pindah ke Tokyo dan tinggal bersama dengan pamannya. Didalam perjalananmencari alamat pamannya itu, Yosano selalu tersesat dan pada akhirnya ia pun kelelahan dan jatuh pingsan lalu ditolong oleh seorang pria bernama Satsuki Shishio (diperankan oleh Shohei Miura) dan dibawanya ke kafe tempat pamannya bekerja.
Yosano pun akhirnya masuk ke SMA baru dan mempunyai teman bernama Daiki Mamura (Alan Shirahama) yang duduk persis disebelahnya. Shishio merupakan guru dari Yosano dan Mamura. Shishio dan Mamura pun jatuh hati ke Yosano yang merupakan gadis lugu dan belum pernah berpacaran itu. Yosano harus memilih diantara pilihan yang
sulit.
Film ini diangkat dari manga karangan Mika Yamamori dan kemudian diangkat menjadi Live action yang disutradarai oleh Takehiko Shinjou dan penulis ceritanya adalah Naoko Adachi. Manga dari Hironaka no Ryuusei ini sangat terkenal dengan memiliki 12 volume dan sebuah spinoff telah terjual sebanyak 1,93 juta kopi dalam bentuk fisik dan versi digitalnya telah diunduh sebanyak 500.000 kali.
Dengan genre romantisme yang dilatar belakangi kehidupan anak-anak SMA, film ini menarik dan menghibur untuk ditonton. Para pemain juga sangat baik dalam memerankan peran mereka sehingga penonton dibuat terkesima dan hanyut kedalam setiap cerita dalam setiap adegan yang terkandung di dalamnya. Film ini juga mengandung nilai persahabatan yang baik. Soundtrack lagunya pun mendukung, film ini semakin romantis dibuatnya.
Biasa seperti kita lihat di drama movie japan, kepolosan karakter perempuannya, keluguan ketika mereka berucap apalagi dipoles dengan genre school life. Konflik cinta yang disuguhkan bisa dibiang menarik, barangkali tidak semua orang bisa membaca atau menebak jalan cerita, Rumit dan bolak-balik begitulah penggambaran cerita nya secara keseluruhan.
Yosano merupakan karakter yag lugu yang telah dijelaskan secara garis besar pada paragraf awal. Namun setelah Yosano menyesuaikan dengan kehidupan kota, ketika sudah bisa berdandan dan meng-improve penampilannya disana lah daya tarik film ini. Penampilannya tidak terlalu menor dan dan cenderung halus dalam setiap dialog. Mei Nagano barangkali actress baru, karena mengingat baru kali ini saya melihatnya dalam sebua moive japan.
berbeda dengan karakter Mamura yang cenderung cuek kepada perempuan, saya suka sekali karakternya sayangnya terlalu cepat untuk ditaklukan. Dia jutek terhadap cewek, yang nyatanya dia adalah seorang pemalu, bahkan super pemalu, tidak sanggup berbicara dengan perempuan dan kalau tidak sengaja menyentuh perempuan wajahnya akan memerah. Gaya pandang yang selalu sinis dan misterius, namun itu takluk seketika sudah mengenal Yosano si gadis desa.
Kebanyakan movie japan yang saya temukan unsur cerita dan karakter nya yang kaku, terlebih film yang diangkat menjadi live action. Banyak kekecewaan, bahkan penyampaian cerita nya tidak sampai. Sering kita temui hal ini, penampilan karakter yang masih kurang, tidak sesuai ekspetasi dan penokohan karakter yang berlebihan sehingga membuat karakter menjadi lebay. Dalam segi pendalaman cerita bisa jadi kuat namun belum untuk kebanyakan karakter yang di Live action kan.
Berbeda dengan film Daytime Shooting star ini, semua segi dan aspek di suguhkan dengan sederhana namun memilki daya tarik sendiri. Pengambilan gambar dan karakter nya membuat film ini pas untuk dinikmati.