Hunting Buku di Pasar Buku Bekas

Hunting buku di Pasar buku bekas tepatnya di Pasar raya Padang. Ada berjejer toko buku disini dengan berbagai macam koleksi, seperti karya sastra, novel, buku pelajaran, buku kumpulan cerita, komik, majalah dan banyak macam lainnya. Ya tentu mulai dari pembahasan lama hingga berbahan cerita segar. Geser bawah kuy !

Ada juga buku-buku pelajaran, segala jenis buku pelajaran ada. Namun pemilik blog ini tentu tidak akan membeli buku pelajaran. Pemilik blog ini mencari karya yang telah melegenda yakni buku karya Pramoedya Ananta Toer yang telah menjadi acuan dari segala sastra. Sebenarnya banyak sekali buku-buku dari Wish list pemilik blog ini ada bersemayam di toko-toko tersebut, ada juga yang ternyata memang langka, dan dengan harga yang miring pastinya.

Sedikit penjelasan saja, pada dasarnya ada beberapa tipe buku. Pertama yakni buku asli tapi bekas, tentu saja kita akan dapatkan dengan harga murah. Ada juga yang asli dan memang baru. Yang kedua adalah keberadaan buku KW. Ada buku KW dengan kualitas bagus, tulisannya jelas ini dikategorikan dalam kelas KW 1 perbedaannya hanya pada bahan kertas.

Juga ada buku KW 2 yang tulisannya kadang kita temukan nge-blur, ada beberapa tulisan akan sulit dibaca dan bersifat samar-samar. Bahkan juga ada KW 3, perihal ini biasa di temukan karena buku asli baru nya yang terbilang mahal, dan asli bekasnya sangat langka. Jadilah keberadaan buku KW 3 ini sebagai penengah yang suram. Hal ter-absurd yang bakal kita temukan bukan hanya sekedar tulisan yang tidak jelas tetapi juga ditemukannya susunan buku yang kacau-balau. Namun kembali kepada pribadi lah, jikalau memang rasa penasaran telah bersemayam begitu hebatnya untuk mengetahui bagaimana cerita itu buku, KW 3 pun cukup menjadi penghibur diri.

Ada rasa ingin memiliki yang teramat besar kalau sudah nongkrong disini(Haaaha). Pemilik blog sendiri pun jadi linglung untuk membeli. Ada begitu banyak karya-karya penulis lama seperti Ahmad tohari, Ayu utami dan banyak lainnya. Hingga berkali-kali pemilik blog ini memegang dan meletakkan buku kembali pada tempatnya.

Namun disinilah letaknya prioritas, mendahulukan yang dahulu, mementingkan sesuatu yang memang bernilai besar. Jadilah si pemilik blog ini memilih dua buah buku dari tetralogi buru Pramoedya, yakni Bumi manusia dan Anak semua bangsa, untuk dua buku lagi dari tetralogi buru barangkali bakal menyusul di kemudian hari.

Kenapa si pemilik blog hunting di pasar buku bekas? Tumben-tumbennya, yang biasanya muter-muter gramedia store dan sekarang berubah haluan. Inti awalnya yakni ingin membeli dan membaca buku dari Pramoedya Ananta toer, yang mana dari seri Tetralogi buru tersebut buku per satuannya berkisar sebesar Rp.145k di gramedia. bayangkan buku Tetralogi ada berjumlah 4 buah buku maka dikalikan Rp.145k. Wow fantastic price. Namun si pemilik blog ini dapatkan seharga Rp.45k per buku dari pasar buku bekas, tetapi ya dengan kualitas KW 3.

Terutama toko buku Kliping ini, stok novel sastra nya sangat lengkap dari toko buku lain. Apakah kalian mencari karya buku yang sangat-sangat lama, ada. Buku-buku sejarah minang misalnya. Juga pemiliki toko bergidik ada satu buku yang berjudul “Bako” yang memang hanya dia seorang yang memiliki cetakan aslinya di sekota padang dan tentu si pemilik toko tersebut enggan menjual, berapapun si pembeli berani membayar. Nilai lebih dari toko Kliping ini ya kembali pada pemilik toko yang sangat friendly, banyak tahu terhadap sastra-sastra novel, bisa membandingkan dan ya over-explain juga lah.

Pengalaman lainnya yakni mengobrol dengan dua orang bapak-bapak yang berada disebelah toko buku Kliping. Obrolan ini sangat menarik memang. Mulai dari beberapa judul buku dan penulis yang saya lontarkan pertanyaan kepada bapak tersebut, memang si bapak tidak banyak yang tahu. Namun si bapak mulai memperluas cakupan obrolan hingga membahas tentang budaya minang yang sudah mulai luntur. Seperti kebiasaan orang-orang sekarang yang mengambil potret pada tempat-tempat wisata sejarah misal. Orang-orang hanya mengambil poto dan bercengkrama tanpa mengindahkan bagaimana sebenarnya nilai dan pengetahuan terhadap suatu objek wisata sejarah tersebut. Disini si bapak memberi contoh pada wisata Rumah gadang Pagaruyuang.

Obrolan berlanjut pada pembahasan anak-anak rantau.  Tetap pada budaya minang, bagaimana sekiranya sekarang ini. Anak-anak rantau yang telah sukses di tanah orang dan enggan untuk pulang, untuk memberi pembangunan dan memajukan tanah kampung halaman. Si anak rantau yang memang secara material sangat berlebih, namun enggan untuk pulang, untuk kembali berbaur dengan masyarakat kampung halaman, adat istiadat, dan merasa kurang berguna pada susunan adat di kampung. Disini si bapak memberikan contoh kepada orang-orang yang telah termahsyur, namun engganlah saya certiakan dengan detail.

Kembali lagi pada dasarnya, yakni hunting buku di pasar buku bekas ini(Tepatnya untuk yang berada di kota padang) kita tidak hanya sekedar berbelanja, pilih barang-bayar-dan langsung pergi, bukan. Boleh saja kita berbincang, mengobrol tentang buku, penulis, budaya, ilmu pengetahuan dan segala macam dengan di pemilik toko, adapun kalau waktu si pemilik toko tersebut senggang. Karena melihat kondisi juga, ada bangku-bangku pada toko buku tersebut yang mana tidak akan kita temukan pada gramedia-store.(Wkwkwk). Boleh lah berbagi pikiran dan meminta rekomendasi buku terhadap si pemilik toko, itu pun kalo pemilik toko buku nya friendly.