Saya akan memberikan review Film Lady Bird ini secara jelas, Berkisah tentang gejolak jiwa seorang gadis muda yang dalam perjalanan waktu ke waktu untuk menemukan jati dirinya. Ber-genre drama, romance dan kehidupan gadis remaja dalam lingkup keluarga maupun teman-temannya.
Sebelumnya saya tidak menahu sekali dengan film ini, trailernya yang bahkan tidak sampai ketelinga saya. Namun film ini saya dapati dari Website sebelah, yang mana website tersebut merekomendasikan dan yaa, rating film ini juga sangat bagus di imdb maupun rotten tomatoes.
Tentu membuat saya penasaran, film ini disematkan dalam kategori film yang terlewatkan di akhir penghujung 2017. Mengingat di penghujung tahun 2017 begitu banyaknya film superhero baik itu Marvel maupun Dc heroes yang mengalihkan film-film lainnya.
Film ini meng-isyaratkan permasalahan yang dihadapi anak-anak abg dalam budaya luar. Scene di awal film ini jelas sekali menunjukkan bahwa film Lady bird memiliki kesan yang mendalam.
Kita lihat saja bagaimana sebuah suasana bisa berubah seketika. Christine aka Lady Bird(Saoirse Ronan) ini dan ibunya(Laurie Metcalf) yang sedang melakukan perjalanan tersentuh oleh sebuah lagu. Mereka menangis karena tersentuh oleh nyanyian dan suasana dan juga seketika itu bahan pembicaraan berubah.
Christine tidak ingin menerima masukan ibunya untuk pindah ke sebuah sekolah yang disarankan ibunya tersebut. Dia memberontak, suasana memanas dan seketika dengan pikiran yang dangkal Christine yang memaksa untuk dipanggil Lady bird ini menjatuhkan diri dari mobil yang sedang melaju.
Itu merupakan scene awal yang bisa saya bilang unik, seolah-olah memberikan kita hentakan, keterkejutan, atau surprise Bahasa kekiniannya.
Banyak sekali hal unik lainnya yang disuguhkan dalam film ini, kita bisa melihat kedalam keluarga Lady bird ini, konflik yang didapatkan dalam keluarga dan bagaimana dengan bijaknya seorang ibu merencanakan kehidupan anak perempuannya.
Sesekali Lady bird akur dengan ibunya dan itu menyentuh sekali, namun kerap kali bertengkar, bahkan bertengkar hebat sehingga membuat Lady bird melarikan diri dari rumah.
Ingat ini film rate-nya Dewasa, karena ada scene Making-Love, dan itu wajar saja karena kita sedang menonton budaya barat. Lady bird yang juga kala itu baru menginjak umur 18 tahun lengsung merayakan kedewasaaannya dengan membeli Kretek dan majalah dewasa. Tak lama setelah itu dia juga melancarkan aksi bercinta dengan pacarnya yang merupakan personil sebuah band.
Bukan dengan nafsu yang berkobar-kobar, barangkali karena penasaran saja menurut saya. Apa rasanya, barangkali itu yang tercetus di benak Lady bird kala menyentuh usia 18 tahun. Namun semua hal yang ia dapati terasa aneh baginya dan dari situ juga ia dapati belajar dari hal yang telah ia lalui.
Sebelum Lady bird pacaran dengan personil band, ia mendapati seorang pacar yang ternyata adalah seorang gay. Lucunya alasan yang diberikan oleh lelaki ini adalah sangat menghormati Lady bird, cintanya tak berlandaskan hawa nafsu, kata si lelaki ini. Di lain waktu Lady bird menemukan pacarnya tesebut berciuman dengan anak laki-laki lain di toilet dan itu sungguh hal yang sangat memalukan sekaligus menjijikkan.
Permasalahan yang dihadapi oleh Lady bird lainnya adalah keinginan untuk berkuliah di Universitas ternama di daerah perkotaan. Pertama karena ketidak sanggupan orang tua untuk membiayai dan Kedua adalah ketidak sanggupan dirinya, yakni nilai akademik yang terbilang rendah.
Tak lepas dari itu, ia mencoba segala cara agar bias berkuliah di universitas yang ia ingini dan menemukan alternative Universitas lainnya yang asalkan ia bisa berkuliah di luar daerah.
Di penghujung film, ibunya tak merestui dia untuk berkuliah di kota. Memang berat yang pada akhirnya Lady bird mencoba menghubungi ibunya dan menyatakan bahwa dari lubuk hati yang paling dalam ia sangat menyayangi ibunya tersebut.
Jika kalian sedang mencari film-film apa saja yang musti tidak tertinggal untuk di tonton, ini beberapa rekomendasi film pilihan dari saya :