Buku-buku Eka Kurniawan tak diragukan lagi, sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.
Eka Kurniawan sendiri adalah adalah Seorang penulis novel, cerpen, naskah film dan juga blog ekakurniawan.com asal indonesia, lahir di Tasikmalaya 28 November 1975 dan beliau merupakan lulusan Filsafat, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1999). Beliau juga sukses terpilih sebagai salah satu “Global Thinker of 2015” dari jurnal foreign policy.
Saya akan Review beberapa buku Eka Kurniawan secara Ringkas dan ini menurut pengalaman saya.
SEPERTI DENDAM, RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS.
Buku ini saya dapatkan di cetakan pertama mei 2014, Sebenarnya juga sudah lama buku ini saya baca dan baru sempat di review sekarang. Haah! Karena ya baru sekarang sempat untuk ngeblog dan review-review segala macam. Buku ini memiliki ketebalan 243 halaman, termasuk tipis lah dalam sebuah novel.
Buku ini merupakan novel ke-3 dari eka kurniawan, kalo ga salah sih ya. Haah! Dari judul buku dapat dinilai seolah-olah sebuah penyampaian yang sangat tegas dan diikuti dengan illustrasi burung yang sedang meringkuk tidur. Tentang apakah sekiranya buku ini? Naah! epps, Hampir lupa mengingatkan kepada pembaca nih, ini merupakan Novel Dewasa ya.
Sebuah Tragedi yang menimpa seorang bocah bernama Ajo Kawir yang mana burung dari si bocah ini tidak bisa lagi ngaceng. Segala cara telah dilakukan untuk membuat siburung bangun dari tidur, dari mengoleskan cabe rawit,sengatan lebah sampai hampir melayangkan kapak, karena saking frustasinya. Semua perjalanan ini dilalui bersama temannya, bocah yang biasa di panggil sitokek.
Sepanjang hidup, sitokek dirundung rasa bersalah. Bagaimanapun,dialah yang mengajak ajo kawir , sehingga tragedi yang menggenaskan itu mengubah kehidupan ajo kawir selamanya.
“Hanya orang yang enggak bisa ngaceng bisa berkelahi tanpa takut mati.”
begitu kata iwang angsa, ayah sitokek, mengatakan pada awal kalimat pertama yang akan kita jumpai pada buku ini.
Konfliknya masih sangat sangat teramat panjang untuk diikuti, dan tidak mungkin saya jabarkan kesemuanya. Jikalau kalian tertarik bisa baca sendiri ya.
Menurut saya, buku ini terlalu vulgar dan cara eka dalam menulis memang jujur dan spontan. itu pertama, karena dari segi kata dan kalimatnya banyak penggunaan kata kuntul, memek, perek, lonte dan semacamnya, alih-alih penggunaan kata yang lebih halus. menurut eka, tidak seharusnya kita membunuh kata-kata. Itu benar dan saya setuju. Selama penggunaannya dalam konteks yang tepat.
Kedua, Buku ini begitu brutal dan liar. Dapat dilihat dari permasalahan yang diangkat. Kekerasan dan Adegan-adegan yang menjijikkan. konflik-konflik yang pada dasarnya memang terdapat dalam problematika dunia nyata, hanya saja orang-orang sering mengesampinkan hal-hal seperti ini, dan eka dengan jujur dan apa adanya melimpahkan problematika tersebut dibuku ini.
Maaf sekali karena diawal penyampaian tadi saya menyebutkan akan me-review beberapa buku Eka kurniawan. Nyatanya hanya buku ini saja yang saya jelaskan, namun kalian tidak perlu kecewa dan mengumpat karena saya juga telah mengulas buku Eka kurniawan yang lainnya yakni Lelaki Harimau pada artikel-artikel jauh setelah ini terbit dan memang lebih rinci dari penjelasan pada artikel ini. Untuk itu, Review Lelaki Harimau kalian bisa nyemplung disini.
Baca juga Review saya secara detail pada novel-novel lainnya seperti yang dibawah ini :