Cinta Tak Pernah Tepat Waktu saya dapatkan pada cetakan ke-5 februari 2016 yang mana cetakan pertamanya terbit pada mei 2005. Tentu sangat jelas buku ini laris dipasaran, karena mengingat jumlah cetakannya sendiri.
Tentang penulis, Puthut Ea lahir di Rembang pada 1977. Beliau adalah pendiri situs mojok dan minumkopi.com. Ia telah banyak menulis buku. Ia juga menyunting buku, dan terlibat beberapa proyek penelitian,dengan tema mulai dari sejarah, kebudayaan, pendidikan, politik lokal, sampai kesehatan.
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu merupakan novel pertama Puthut EA yang pertama kali terbit pada 2005, hingga delapan tahun kemudian juga masih tetap novel pertama beliau. Entah apa gerangan beliau enggan untuk menulis.
Padahal melirik dari novel pertamanya, cukup sukses di pasaran.
Puthut EA memiliki gaya bercerita yang unik dan gaya penulisannya pun sudah tak diragukan lagi.Tapi syukurlah di tahun 2016 penerbit bisa meyakinkan Puthut EA untuk menerbitkan novel ini lagi dan Dua Cerpen(Seekor Bebek yang Mati dipinggir Kali dan Kupu-kupu Bersayap Gelap).Dan juga ditahun 2017 beliau kembali menerbitkan Novel yang berjudul “seorang laki-laki yang keluar daari rumah”.
Oke, sekarang kita akan Review Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA yang telah melegenda ini :
Puthut EA secara tidak langsung telah mengajarkan saya tentang percintaan. Melalui Cinta Tak Pernah Tepat Waktu saya secara terbujur kaku –layaknya orang mendapat ilham- dari kisah-kisah yang tak terduga mengenai jodoh, wanita, kenangan, masa lalu, pahitnya kopi, sebagainya dan sebagainya. Dibingkai nan apik dan segar dengan tema besar cinta.
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu secara keseluruhan memiliki daya pergolakan batin yang dahsyat, kisah tidak menggebu-gebu namun meninggalkan pemaknaan yang dalam. Tokoh si aku dicerca oleh dirinya sendiri, sehingga terlihat dalam perceritaan ini ia tampak bingung sendiri memikirkan kehidupannya yang diperumit oleh dirinya sendiri pula. Karakter aku ini didesak oleh kenangan dan masa lalu yang pelik, yang menjadikannya selalu tampak murung, bersedih, putus asa, bermuram durja dan istilah-istilah mengenaskan lainnya. Si aku selayaknya ingin bebas dari belenggu itu, ia berusaha sekuat tenaga dalam mengobati luka-lukanya.
bab ke-3, “Ia Tahu Dirinya Cantik”, dijelaskan tipikal wanita yang ia tahu dirinya cantik dengan definisi begini :
Perempuan yang sangat percaya diri dengan kecantikannya. Perempuan yang tahu bahwa ada laki-laki yang harus menekuk lutut di depannya, kalau perlu menyorongkan tubuh ke tanah ketika berhadapan dengannya.
bab ke-7, “Bab Khusus, tentang Kamu, untuk Kamu”. Di bab ini Puthut EA menggambarkan sesosok orang dengan bijak dengan panggilan KAMU.
Hei,selalu masih ada nasib baik di hidup ini. Hei,jangan pernah menghancurkan harapan seseorang, sebab jangan-jangan hanya itu satu-satunya hal penting yang mereka miliki.
Kamu menghindari forum-forum besar, sebab kamu tahu persis: disana banyak orang menepuk dada, dan banyak orang yang terlalu banyak bicara. Kamu menghindari orang-orang yang gampang marah,cerewet dan orang-orang oportunistis.
Kamu bukan pahlawan, tapi kamu orang yang mandiri. Kamu bukan orang hebat, tapi kamu tahu persis bagaimana agar selalu bisa belajar dari kesalahan di masa lampau. Kamu tahu bahwa dunia ini sakit dan kacau. Tapi, kamu tidak boleh tidak punya harapan. Kamu tahu harus bertanggung jawab pada peradaban dan hidupmu. Kamu tidak pernah mengajarkan hal-hal besar, tapi kamu yakin selalu ada hubungan yang erat antara kerja-kerja kecil dengan perubahan-perubahan besar. Kamu peduli. Kamu peduli. Kamu peduli.
Dibuku ini juga di ceritakan petualangan-petualangan si aku ini dengan penulisa lainnya(Eka Kurniawan, Puthut EA, Anas dan Muhidin) untuk meraih cinta di Kafe Rahasia. Bagian itu cukup menarik dan mendadak…tamat.
Baca juga ulasan review maupun rekomendasi lainnya yang tak kalah menarik beberapanya bisa kalian cek dibawah ini :
- Rekomendasi 7 Buku Kumupulan Cerita yang Wajib di baca
- 7 Novel Pilihan Terbaik versi Rasssian | Sayang di Lewatkan
makasih reviewnya