MENANTI WAKTU HARMONIS
Jangan lepaskan tanganku, teman
Aku membutuhkanmu
Kelak kau akan tahu, bahwa dirimu bukan hanya seorang teman
Namun engkau telah meraja di hatiku
Kau tahu?
Sebelum kau datang, hatiku seperti baja, namun kini hatiku berbeda
Kelak kau akan tahu
Bahwa dirimu lebih dari seorang teman
Kau adalah kebutuhan hidup
Semoga kita bertemu dalam waktu yang harmonis
Hai temanku yang bergelut dengan waktu sibuk
SEPIKU
Seolah dunia menjadi gurun saat kau pergi
Aku tak lagi menemukan pohon yang menaungi dari api mentari
Aku tak lagi mendengar bisikan hati yang memperkuat keyakinan
Aku tak lagi melihat pelindung kehangatan dari dinginnya udara
Sekarang yang kulihat, hanya dunia bak gurun tandus
Tanpa air, tanpa manusia, tanpa kehidupan, tanpa rasa
Harapku, gurun itu segera lari dari udara, dan mengembalikan surge
KERINDUAN
Kerinduan kerinduan selalu menyapa untuk berbicara
Kerinduan selalu mendesak untuk bertemu
Kini, putus asa telah mengisi jiwaku
Tanpamu, aku kehilangan arah dalam lautan hidup
Gelombangnya membawaku ke pusaran manusia, terhenti dalam rindu
MARIAM ASHRAF
Adalah pembelajar pada program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) di Pusat Kebudayaan Indonesia, Mesir.
Seperti biasa, kumpulan puisi ini saya comot dari sebuah koran harian. Sayangnya tidak ada penjelasan detail mengenai si penulis, jadi bagi kalian yang penasaran bisa searching saja namanya di google. Kenapa puisi-puisi mariam ashraf ini rasssian comot dan pindahkan ke website rasssian, ya seperti alasan sebelumnya beberapa dari puisi tersebut mewakili perasaan rasssian untuk sekarang ini.
Setidaknya, puisi yang bagus tidak berlalu saja seperti berita atau informasi-informasi di koran harian, dengan ditulis ulang di website yang ber-niche “literasi” jadi puisi ini bisa dinikmati kapan saja.
Haii
Terimakasih sudah mampir. Semoga inspiratif. hehe