Review Film After The Storm | Cinta bukan sekedar tentang kepemilikan

after the storm

After the storm bercerita tentang lingkup keluarga, bahkan mendalami makna dari keluarga itu sendiri. Film ini secara tidak langsung mengajarkan, menyadarkan , dan menyelami kehiduapan berkeluarga.

Kita diperlihatkan tentang bagaimana problematika yang dihadapi, menyikapi pilihan dan meredam ego masing-masing dalam kehidupan berkeluarga.

Film ini di directed oleh Hirokazu Kore-eda yang mana seringkali mengangkat tema keluarga ke dalam karya-karya film nya. Film nya yang lain seperti like father, like son dan Our little sister juga merambah tema kekeluargaan dalam sudut yang berbeda.

Sangat menarik memang, setiap film karya-karya beliau cenderung sederhana namun memiliki nilai yang melimpah, dari dialog, karakter dan pengambilan gambar semua begitu tersisi, dan tidak akan terasa monoton.

Kita akan mengupas tentang after the storm ini, judul jepangnya yakni “Umi yori mo mada fukaku”. Permasalahan yang diangkat pada film ini sangat familiar dan sangat sering kita dapati dikehidupan yang sebenarnya, saat sebuah logika dan kepastian yang saling dihadangkan maka seketika dapat hancur saat hati dan emosi saling berbicara.

Peran utama nya yakni Shinoda Ryota (Hiroshi Abe) yang memiliki kehidupan yang bisa dibilang sedikit absurd, seorang detektif swasta dan baru sukses menerbitkan buku novel nya sendiri yang justru mengangkat kehidupan keluarga nya dan dibumbui sedikit fiksi agar terlihat samar. juga seorang penjudi dan mencoba menjual semua barang-barang  peninggalan ayahnya, seperti barang-barang berharga dll.

after the storm

Sesekali singgah ke apartemen ibunya dan berbincang, disini kita bisa lihat kesederhanaan dialog dan begitu adanya nilai keterikatan dalam keluarga meski si Shinoda ini telah memilih pilihan buruk dalam hal berumah tangga.

Diawal film kita dihadapkan dengan karakter shinoda yang sudah berpisah dengan istrinya, namun shinoda sendiri juga sering memata-matai mantan istrinya tersebut yang telah memiliki pacar baru, dan masih ada rasa simpati bahkan peduli dan berharap untuk kembali sekiranya. Sesekali meminta waktu kepada mantan istrinya tersebut untuk bisa menghabiskan satu hari bersama anak laki-lakinya.

Kerja sebagai detektif swasta secara tidak beraturan dan jika mendapatkan bonus dan uang yang sedikit banyak selalu dihabiskan dengan berjudi. Melihat apartemennya kita bisa ketahui shinoda bukanlah orang yang mengharapkan keteraturan, dia juga adalah seorang penulis.

Saya juga baru sadari, kenapa judul film ini After the Storm. Di sebuah scene kita akan temukan ketika mantan istri shinoda berkunjung ke rumah ibu shinoda dan tak berapa lama setelah itu terjadi hujan badai yang cukup deras dan membuat mantan istrinya menginap.

after the storm
Hujan badai memberikan waktu kepada mereka agar bisa sejenak saling mengabarkan atau hanya sekedar melakukan perbincangan kecil

Disinilah letak penyelesaian masalahnya, dialog-dialog yang terjadi begitu sederhana dan seolah kita memang di dalam film tersebut. mengajarkan bagaimana kita menetapkan pilihan, menyadarkan kita akan tentang pilihan hidup, bahwa apa yang kita ingini terkadang tidak bisa dipaksakan untuk terwujud, mengarahkan kita bahwa keikhlasan itu memang ada.

Kelebihan film ini sudah jelas dari dialog, karakter dan suasana yang ditangkap semua begitu sederhana dan mengisi detail film secara keseluruhan. Kekurangan menurut saya barangkali bagi kalian yang biasa menonton film action atau komedi,atau horor mungkin film ini begitu membosankan dan tidak begitu bisa menangkap syarat makna dari film ini.

Bagi kalian yang merupakan seorang penikmat Film, After the storm wajib menjadi list tontonan kalian yang masih belum nonton, karena karya-karya dari Hirokazu Kore-eda sangatlah epic.


Baca juga ulasan Review dan Rekomendasi Film maupun Buku dari Rasssian  atau kalian bisa menemukan hal yang menarik lainnya di Tag bagian bawah:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *