Review Buku Budi Darma OLENKA

Review Buku Budi Darma OLENKA

Review Buku Budi Darma Olenka yang merupakan karya sastra klasik yang terbit sudah lama sekali namun kali ini di terbitkan ulang oleh penerbit Noura. Apa yang membuat buku ini spesial? untuk lebih jelas kalian bisa baca lebih lanjut…

Sinopsis :

Fanton Drummond jatuh cinta kepada sosok Olenka. Perempuan misterius yang tanpa sengaja dia temui dalam sebuah lift di Apartemen Tulip Tree. Semenjak pertemuan itu, tak henti-hentinya Fanton Drummond mengamati dan menebak-nebak bagaimana kehidupan Olenka sebenarnya.

Semakin dalam Fanton Drummond menelusuri hidup Olenka, semakin liar bayangan Fanton Drummond–sebagaimana perjalanan menyusuri sebuah peta dunia, yang tak menemukan pangkal pastinya.

Melalui Olenka Budi Darma sejatinya sedang menyibak rahasia paling kejam dalam jiwa manusia. Karakter-karakter unik dengan kecamuk pikiran dituturkan dengan menarik, menjadikan novel ini sebuah capaian bahasa paripurna.

Olenka menurut mereka

“Olenka adalah novel penting dalam sejarah sastra Indonesia. Setelah kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington, inilah pertama seorang Budi Darma. Novel ini telah menjadi karya klasik yang wajib dibaca setiap penulis dan pembaca generasi milenial.”—Ratih Kumala, Penulis.

“Jika Chairil Anwar menggali kata hingga ke putih tulangnya, maka dalam prosa, Budi Darma-lah satu-satunya pengarang yang berani dan mampu dengan jujur tanpa jaim (jaga image) mengebor jiwa dan hasrat manusia hingga ke putih tulang dan sisi tergelapnya. Olenka sesungguhnya sebuah kisah cinta yang kasar sekaligus indah, penuh gairah sekaligus sangsai, muram sekaligus muskil dan bercahaya. Dibalut ironi dan humor yang sangat halus, kita tak bisa berhenti membacanya sampai jiwa kita tercabik dengan indah.”—Agus R. Sardjono, redaktur Majalah Sastra Horison

“Tokoh-tokoh yang diangkut Budi Darma, terutama dalam novel Olenka, seperti hendak merepresentasikan kegamangan manusia (modern) ketika kehidupan sering menciptakan peristiwa-peristiwa tidak terduga ketika manusia diyakini sebagai misteri bagi dirinya sendiri. Keterasingan, aliansi dan absurdisme adalah beberapa masalah yang dihadapi manusia modern. Olenka sungguh telah tampil sebagai novel luar biasa. Kita tak akan bosan membacanya berulang-ulang, seperti tokoh saya (Fanton Drummond) yang memperlakukan tubuh Olenka seperti sebuah peta dunia.”—Maman S.Mahayana, dalam buku Kitab Kritik Sastra


Novel ini lumayan lama untuk dapat saya sudahi, jujur saja cerita pergolakan batin Fanton Drummond sebagai tokoh utama terkadang membuat saya bosan dan setelah itu seketika membuat saya ditarik kembali untuk bergairah membacanya. Untuk ketebalan buku bisa dikatakan lumayanlah ya, 420 halaman kurang lebih.

Sebelumnya saya juga telah membaca karya Budi Darma yakni “Orang-orang Bloomington” yang kurang lebih sama gaya penulisannya dengan novel ini. Tetapi hal menarik dari Budi Darma adalah bagaimana beliau mengupas layer-layer karakternya dan bagaimana keterkaitan antar karakter diciptakan, sehingga berujung kepada sepertinya karya-karya Budi Darma sangat berkesan.

Gaya menulis dan bercerita beliau tidak akan kita temukan pada penulis-penulis lainnya. Karakter Fanton Drummond yang ambigu terhadap perasaanya sendiri yang mulanya tergila dan fanatik akan kehadiran Olenka tiba-tiba beralih kepada Mary Carson biasa disingkat MC pada cerita. Tidak bisa di pungkiri sosok Olenka membawa si Fanton ke dalam sebuah perjalanan panjang dan pada akhirnya si Fanton manut, bahwa MC bukanlah pilihannya. Sosok Wayne sebagai suami Olenka dijadikan bahan olok-olokan namun setelah beberapa kejadian sikap wayne dijadikan cerminan diri oleh si Fanton, secara garis besar bisa dikatakan seperti itu.

Karya Budi Darma sendiri memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya. Kenapa tidak? Ini merupakan karya klasik yang telah lama terbit dan berani di terbitkan ulang oleh penerbit Noura. Berbagai  penilaian terhadap buku Olenka pun tertera di halaman awal buku, bagaiman penulis-penulis sekelas A. Fuadi, Seno Gumira Ajidarma, Ratih Kumala dll menggadang-gadang karya lawas ini. Tema pembahasan yang selalu diangkat oleh beliau bisa menjadi cerminan untuk kehidupan generasi sekarang, kehidupan kota yang selalu monoton, setiap orang yang selalu bersikap sibuk dan kurang memperhatikan lingkungan di sekitar, psikologi orang-orang kota dan karakter-karakter yang kesepian juga banyak macam lainnya.

Cerita pada buku ini telah dikotak-kotakkan dengan judul-judul kecil layaknya cerita pendek, namun cerita saling terhubung. Nilai plus nya lagi kita diberi penjelasan pada akhir buku bagaimana cerita Olenka ini tercipta, dari karakter Olenka tersebut, kehidupannya, konflik hingga beberapa konflik memang terkait dengan kejadian-kejadian yang bersejarah pada masa lampau.

Kalian akan menyukai buku ini apabila :

  • Kalian pernah sebelumnya baca-baca karya Budi Darma.
  • Kalian mencari Karya sastra klasik.
  • Kalian mencari cerita-cerita dewasa yang mengobservasi karakternya sedemikian rupa.

Kalian tidak akan menyukai buku ini apabila :

  • Kalian baru menyukai membaca buku atau selera baca masih awam.
  • Kalian belum mengenal karya-karya klasik.
  • Kalian mencari bahan cerita yang ringan.
  • Kalian mencari cerita romansa remaja.
Kesimpulan, bagi Rasssian buku Olenka ini memiliki tempat tersendiri, maksudnya karya-karya Budi Darma memiliki tempat tersendiri di hati Rasssian. Membaca buku ini, membuat saya ingin kembali membaca “Orang-orang Bloomington”, Karena ada sedikit keterkaitan. Tidak layaknya karya-karya Pram yang fenomenal, membaca karya Budi darma secara tidak sengaja beliau menggerakkan saya untuk membaca karya nya yang lain. Entahlah, barangkali itu lah hal magis yang dikatakan orang-orang.

Baca juga Novel pilihan terbaik oleh Rasssian dan Review Novel menarik lainnya di :

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *