The Garden Of Words atau namanya jepangnya Kotonoha no Niwa merupakan sebuah film karya Makoto Shinkai yang temanya masih seputar cinta dan kehidupan yang sederhana. Namun bagaimana sang kreator 5cm/s tersebut bisa menyulap kisah-kisah cinta yang sederhana kedalam visual anime yang sangat menggugah?
Bagi kalian yang belum mengenal siapa itu Makoto Shinkai kalian bisa lihat penjelasannya di postingan saya sebelum ini. Saya tidak akan berulangkali menjelaskannya. Baiklah, masuk ke penjelasan tentang The Garden Of Words. Sejatinya film ini menjelaskan tentang hubungan percintaan, impian dan kehidupan sehari-hari yang bisa dikatakan realistis.
Di film ini kita akan dihadapkan pada kehidupan seorang remaja bernama Takao Akizuki dengan segudang kegiatannya seperti hobinya yang mendesain sepatu, sekolahnya dan pekerjaan sampingannya. Diceritakan juga bahwa latar kehidupan adalah di kota Tokyo yang kala itu memasuki musim hujan. Kita disuguhkan oleh sang animator bagaiamana hiruk-pikuk juga sekalian keindahan Tokyo dari segi animasi. Kalian tahu lah karya Makoto Shinkai, visualnya yang detail bakal membuat penontonnya terpana. Oleh karena itu bagi kalian yang ingin menonton film-film dari Makoto Shinkai maka pilihlah yang kualitas HD kalau bisa BD.
Sinopsis :
The Garden of Words mengambil latar cerita musim hujan di Tokyo, dimana seorang siswa yaitu Takao Akizuki yang bolos dari kelas pertamanya dan memilih menghabiskan waktunya di sebuah taman di Shinjuku Gyoen. Saat sedang menghabiskan waktunya ditaman tersebut sambil menggambar sepatu di bukunya, ia bertemu dengan seorang perempuan berumur 27 tahun bernama Yukari Yukino yang ternyata juga membolos dari pekerjaannya dan memilih menghabiskan waktunya di taman tersebut dengan minum bir dan makan coklat.
Saat Yukino melihat logo di seragam Takao, ia memberikan salam perpisahan dengan mengucapkan sebuah tanka (salah satu jenis puisi di Jepang) dan meninggalkan Takao dalam kebingungan. Pertemuan mereka terus berlanjut pada hari-hari berikutnya, ditempat yang sama, dan selalu dalam kondisi yang sama yaitu saat langit sedang hujan.
Saya tidak akan memperpanjang sinopsisnya sehingga kalian dengan samar bisa menyimpulkan sendiri cerita ini. Oh no baby, apa yang bisa saya ajukan adalah The Garden Of Words ini merupakan sebuah film rekomendasi dari Rasssian, terserah jikalau kalian tidak menyukai anime atau film kartun tapi coba dulu deh untuk nonton, terlebih bagi teman-teman yang orangnya termasuk ke dalam tipe melankoli.
Plot dalam ceritanya sendiri bisa dikatakan sederhana sama halnya dengan cerita yang disuguhkan. Namun apa yang membuat Rasssian menonton film ini berulang kali ?
- Menikmati Cinta Dari Sudut Pandang lain ala Makoto Shinkai
Dengan menyematkan suasana hujan menjadikan film ini terasa berbeda. Hujan yang biasa dibesar-besarkan adalah tentang rindu dan mengenang masa lalu, maka pada film ini kita bakal dinampakkan bagaimana Hujan bisa mempertemukan dan mendekatkan orang-orang.
Entahlah, tema percintaan yang diangkat di film ini terasa berbeda. Tidak hanya tentang hujan dan pertemuan tetapi menyinggung cinta antara Guru dan Murid.
- Tokyo dalam Penggambaran Makoto Shinkai
Yep, Tokyo menjadi latar tempat cerita berlangsung. Bagaimana penggambaran Tokyo yang hiruk-pikuk dengan keberagamannya, bagaimana kota tersebut didatangi hujan dan bagaimana sang lakon utamanya tersebut menjejakkan kakinya di kota sibuk tersebut.
Saya sendiri terpana bagaimana sang animator nya memvisualisasikan Tokyo sebagai latar belakang cerita. Makoto Shinkai memang tak usah diragukan lagi tentang detail penggambaran.
- Tentang Impian dan Cita-Cita
Ini memang hal baru yang dibahas dalam film-film Makoto Shinkai, meskipun 5cm/s dan “your name” juga pekat dengan romance nya tetapi dari segi film-film tersebut sepertinya mengeyampingkan atau masih belum membahas tentang keinginan-keinginan atau cita-cita dari karakternya di film tersebut.
Di film ini kita bakal diperlihatkan bagaimana Takao bersikukuh untuk menjadi seorang disainer sepatu, berbagai hal ia lakukan untuk mewujudkan impiannya tersebut, dari memulai improve skill dan pengetahuannya tentang sepatu dan melakukan pekerjaan sampingan untuk mencukupi biaya membeli bahan sepatu untuk membuat sepatu Yukino, dan sepatu Takao sendiripun merupakan buatan tangannya.
- Soundtrack
Wah ini yang tidak boleh ketinggalan dari film-film Makoto Shinkai. Sepertinya sang sutradara tersebut sangat cermat dan pandai betul memainkan hati penontonnya. Adegan terakhir dengan lagu soundtrack nya sangatlah fresh dan kembali membuat hati penontonnya terobati setelah dimainkan oleh kemelut emosional dari karakter-karakter ceritanya. Hmmm…
Baca juga ulasan menarik seperti Rekomendasi dan Review film maupun buku lainnya :
- 7 Rekomendasi film tentang Perjalanan atau Traveling | Penuh Makna dan Inspirasi.
- Review Film After The Storm | Cinta bukan sekedar tentang kepemilikan.
- Rekomendasi 7 Buku Kumpulan Cerita yang Wajib dibaca.